Setelah mencicipi kesuksesan di sejumlah judul layar lebar, Ria Ricis kembali menunjukkan keseriusannya di dunia akting melalui film terbaru berjudul Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia, adaptasi dari novel karya Asma Nadia. Kali ini, Ricis memerankan tokoh Evy, sosok yang jauh dari karakter ceria yang biasa ia mainkan—lebih matang dan keibuan.

 

Film ini bukan sekadar proyek akting bagi Ricis. Proses syuting yang berlangsung lebih dari sebulan di wilayah Ningxia, Tiongkok, menjadi pengalaman berat sekaligus berkesan. Ia harus meninggalkan anaknya, Moana, sambil menghadapi tantangan cuaca yang sangat dingin.

 

“Ini adalah syuting terlama dan terberatku di luar negeri. Selain harus meninggalkan anak dan keluarga, aku juga harus menghadapi suhu dingin ekstrem yang jadi tantangan,” ungkap Ricis saat hadir di pemutaran perdana film tersebut di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, pada Selasa (10/6/2025).

 

Tak hanya soal lokasi dan peran, persiapan Ricis untuk mendalami karakter Evy juga cukup intens. Ia dituntut menguasai dialog dalam bahasa Mandarin—tantangan baru yang membuatnya sempat merasa tertekan.

 

“Selama lebih dari sebulan, hampir setiap hari aku latihan membaca naskah. Aku bahkan harus menghafal empat halaman dialog dalam bahasa Mandarin, dan sempat merasa tertekan karena terus mendapat pesan suara dari guru les,” katanya.

 

Disutradarai oleh Guntur Soeharjanto, Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia akan mulai tayang di bioskop pada 19 Juni 2025. Film ini mengisahkan perjalanan Aisha (diperankan Yasmin Napper), seorang jurnalis muda yang memutuskan mengikuti cintanya hingga ke Ningxia—sebuah daerah otonom di barat laut Tiongkok yang dikenal karena komunitas Muslim Hui dan pemandangan alamnya yang memukau.

 

Usai menjadi mualaf demi kekasihnya, Arif (Emir Mahira), Aisha berangkat ke Tiongkok dengan harapan besar. Namun sesampainya di sana, ia justru harus menerima kenyataan pahit—Arif menghilang tanpa jejak, membuat Aisha terdampar di negeri asing dalam ketidakpastian.

 

Dalam keterasingannya, Aisha bertemu dengan Mo (Baskara Mahendra), pria keturunan Tionghoa-Indonesia yang tak disangka menjadi sahabat sekaligus penopang di masa sulit. Kehadiran Mo membawa semangat baru dan membuka ruang bagi Aisha untuk mempertimbangkan kembali arah hatinya: tetap bertahan pada cinta lama, atau memberi kesempatan pada cinta yang baru.

 

Film ini mengangkat nuansa spiritual dan nilai moral yang kuat, menyuguhkan perjalanan emosional seorang perempuan muda dalam menghadapi kehilangan, ujian iman, dan pilihan hidup yang membentuk dirinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *